Siapa yang tak ingin menang lomba foto? Salah satu cara menancapkan eksistensi di dunia fotografi adalah dengan ikut dan menang lomba foto. Hal ini berlaku di manapun di seluruh dunia.
Memang peserta lomba foto bisa ratusan, bahkan ribuan, tapi pemenang hanya sedikit. Sejak pertama kali ikut lomba foto awal tahun 90-an, sudah banyak lomba yang sudah pernah saya menangi. Tiap lomba punya situasi sendiri-sendiri tapi ada benang merah yang bisa ditarik.
Berikut beberapa tips praktis untuk memenangi lomba foto:
1. Pelajari secara seksama aturan lomba
Langkah pertama ini sekaligus seleksi bonafiditas lomba. Jika lomba tak dilaksanakan oleh pihak bonafide, aturan pun tak jelas dan tak lengkap. Patuhi tenggat waktu pengiriman foto. Kirim foto sesuai dengan spesifikasi teknis ukuran yang ditentukan. Diskusikan dengan kawan-kawan sesama penyuka fotografi untuk mengkritisi aturan lomba.
2. Foto bagus saja tak cukup
Foto yang bagus adalah tiket awal ikut lomba foto. Tapi bagus saja tak cukup, foto itu harus lebih bagus daripada foto-foto lain. Wajar saja, semua peserta pasti mengirimkan foto-foto terbaik mereka untuk dilombakan. Pada saat dipaparkan untuk dinilai juri, ada ratusan bahkan ribuan foto yang tampil. Juri hanya tertarik melihat foto yang menonjol alias stand out of the crowd. Dari foto-foto yang menonjol itu, hanya sedikit saja yang diloloskan untuk jadi juara.
3. Siapkan ide foto
Tak semua foto yang ikut lomba bakal jadi juara. Fotografi berkaitan dengan kreativitas, dan ide foto memegang peranan penting. Kalau ada beberapa foto beride sama dipaparkan untuk dinilai, juri hanya mengambil satu foto saja. Tak mungkin semua foto beride sama bakal menang meski semuanya bagus. Analoginya, jika hanya ada 1 foto bagus yang idenya tak disamai foto-foto lain, maka kans menang lebih gede.
4. Siapkan alat
Alat terbaik penting untuk mendukung foto bagus, tapi foto bagus tak harus dibuat dengan alat terbaik. Hal terpenting mengenai alat adalah Anda menguasai benar kamera dan lensa yang dipakai. Sebagai ilustrasi, terbiasa memakai lensa 70-200mm f/2.8 belum tentu cepat beradaptasi dengan lensa 85mm f/1.2 meski sama-sama lensa idaman dan berjenis lensa tele. Persiapan terpenting mengenai alat adalah fungsi operasional yang normal dan lancar. Piranti penyimpan memori berfungsi baik alias tak “error” menyimpan file foto. Baterai kamera cukup untuk dibawa “bertempur” dan bisa lebih aman dengan baterai cadangan.
5. Kirim sebanyak mungkin sesuai ketentuan
Semakin banyak kirim foto maka semakin besar kans menang. Simak aturan lomba, kirim sebanyak batas maksimal yang diperbolehkan penyelenggara lomba.
6. Sebelum juara harus bermental menang
Tip ini bersifat non-teknis. Alat sebagus apapun di situasi sesempurna apapun tak bakal jadi foto bagus jika mental fotografer tak cukup mumpuni. Setiap kali menjepretkan kamera yang ditujukan untuk ikut lomba, Anda harus membangun suasana diri bahwa foto tersebut disiapkan untuk menang lomba. Secara mental pula, foto-foto yang Anda buat saat itu dikritisi secara mandiri agar sesedikit mungkin punya sisi lemah.
7. Pelajari medan tempur
Jika lomba merupakan event hunting bareng ramai-ramai, kunjungi lokasi lomba sebelum hari-H. Siapkan ide dan amati lokasi agar pada saat lomba lebih mudah menyiapkan foto yang ciamik. Jika lomba bukan merupakan event motret bareng, pastikan lokasi foto sesuai dengan aturan lomba. Meski lokasi foto bisa sama, tapi kejelian menemukan angle memegang peranan penting untuk membuat foto yang stand out of the crowd. Hal utama yang berlaku untuk kedua jenis lomba ini adalah, pelajari rekan-rekan sesama peserta lomba. Meski semua adalah kawan, tapi tak semua bisa juara. Kenali karakter lawan, dan buat foto yang tak sama. Meski bersaing dalam kompetisi, rasa kebersamaan tetap dijunjung tinggi.
8. Send and forget it
Tip ini bersifat non-teknis bahkan tak ada logika langsung. Tapi jika sudah bermental juara sejak memotret, tak perlu was-was menanti tanggal pengumuman lomba. Setelah mengirim foto untuk lomba, lebih baik berkonsentrasi menyiapkan foto-foto juara untuk lomba-lomba berikutnya.
Langkah pertama ini sekaligus seleksi bonafiditas lomba. Jika lomba tak dilaksanakan oleh pihak bonafide, aturan pun tak jelas dan tak lengkap. Patuhi tenggat waktu pengiriman foto. Kirim foto sesuai dengan spesifikasi teknis ukuran yang ditentukan. Diskusikan dengan kawan-kawan sesama penyuka fotografi untuk mengkritisi aturan lomba.
Foto yang bagus adalah tiket awal ikut lomba foto. Tapi bagus saja tak cukup, foto itu harus lebih bagus daripada foto-foto lain. Wajar saja, semua peserta pasti mengirimkan foto-foto terbaik mereka untuk dilombakan. Pada saat dipaparkan untuk dinilai juri, ada ratusan bahkan ribuan foto yang tampil. Juri hanya tertarik melihat foto yang menonjol alias stand out of the crowd. Dari foto-foto yang menonjol itu, hanya sedikit saja yang diloloskan untuk jadi juara.
Tak semua foto yang ikut lomba bakal jadi juara. Fotografi berkaitan dengan kreativitas, dan ide foto memegang peranan penting. Kalau ada beberapa foto beride sama dipaparkan untuk dinilai, juri hanya mengambil satu foto saja. Tak mungkin semua foto beride sama bakal menang meski semuanya bagus. Analoginya, jika hanya ada 1 foto bagus yang idenya tak disamai foto-foto lain, maka kans menang lebih gede.
Alat terbaik penting untuk mendukung foto bagus, tapi foto bagus tak harus dibuat dengan alat terbaik. Hal terpenting mengenai alat adalah Anda menguasai benar kamera dan lensa yang dipakai. Sebagai ilustrasi, terbiasa memakai lensa 70-200mm f/2.8 belum tentu cepat beradaptasi dengan lensa 85mm f/1.2 meski sama-sama lensa idaman dan berjenis lensa tele. Persiapan terpenting mengenai alat adalah fungsi operasional yang normal dan lancar. Piranti penyimpan memori berfungsi baik alias tak “error” menyimpan file foto. Baterai kamera cukup untuk dibawa “bertempur” dan bisa lebih aman dengan baterai cadangan.
Semakin banyak kirim foto maka semakin besar kans menang. Simak aturan lomba, kirim sebanyak batas maksimal yang diperbolehkan penyelenggara lomba.
Tip ini bersifat non-teknis. Alat sebagus apapun di situasi sesempurna apapun tak bakal jadi foto bagus jika mental fotografer tak cukup mumpuni. Setiap kali menjepretkan kamera yang ditujukan untuk ikut lomba, Anda harus membangun suasana diri bahwa foto tersebut disiapkan untuk menang lomba. Secara mental pula, foto-foto yang Anda buat saat itu dikritisi secara mandiri agar sesedikit mungkin punya sisi lemah.
Jika lomba merupakan event hunting bareng ramai-ramai, kunjungi lokasi lomba sebelum hari-H. Siapkan ide dan amati lokasi agar pada saat lomba lebih mudah menyiapkan foto yang ciamik. Jika lomba bukan merupakan event motret bareng, pastikan lokasi foto sesuai dengan aturan lomba. Meski lokasi foto bisa sama, tapi kejelian menemukan angle memegang peranan penting untuk membuat foto yang stand out of the crowd. Hal utama yang berlaku untuk kedua jenis lomba ini adalah, pelajari rekan-rekan sesama peserta lomba. Meski semua adalah kawan, tapi tak semua bisa juara. Kenali karakter lawan, dan buat foto yang tak sama. Meski bersaing dalam kompetisi, rasa kebersamaan tetap dijunjung tinggi.
Tip ini bersifat non-teknis bahkan tak ada logika langsung. Tapi jika sudah bermental juara sejak memotret, tak perlu was-was menanti tanggal pengumuman lomba. Setelah mengirim foto untuk lomba, lebih baik berkonsentrasi menyiapkan foto-foto juara untuk lomba-lomba berikutnya.